Kamis, 28 September 2017

TERBITNYA BUKU KBRI UNTUK 50 TAHUN RELASI RI DAN SINGAPURA

TERBITNYA BUKU KBRI UNTUK 50 TAHUN RELASI RI DAN SINGAPURA

BUKU TENTANG HUBUNGAN INDONESIA DAN SINGAPURA SELAMA 50 TAHUN


Awal Indonesia dan Singapura tidak akur terjadi di tahun 1965, ketika dua anggota KKO (sekarang Korps Marinir) Indonesia berpakaian sipil memasang bom di hotel MacDonald di Orchard Road, Singapura yang masih menjadi bagian dari Malaysia. Bom yang dipasang kedua KKO itu kemudian meledak, menewaskan satu orang dan melukai 33 warga tak bersalah lainnya, para serdadu marinir itu, Harun Said dan Usman Muhamad Ali, lantas berusaha melarikan diri. Namun, pelarian mereka gagal keduanya ditangkap dan ditahan oleh aparat keamanan setempat.-JUARACASINO.COM

TERBITNYA BUKU KBRI UNTUK 50 TAHUN RELASI RI DAN SINGAPURA

Pada periode yang sama, Presiden Sukarno tengah menerapkan kebijakan Konfrontasi Malaysia, menolak berdirinya Negeri Jiran dan Singapura eks persemakmuran Inggris sebagai negara berdaulat. Bung Karno berpendapat, pendirian negara itu memicu tumbuhnya neo-kolonialisme yang dekat dengan Indonesia. Pada 1968, Singapura yang baru tiga tahun merdeka dari Malaysia, menjatuhkan hukuman mati atas kedua KKO itu. Mereka divonis atas pasal pembunuhan massal oleh pengadilan, Pada tahun yang sama pula, keduanya dihukum gantung di Singapura. Sementara di Jakarta, massa menyerbu Kedutaan Besar Singapura (yang telah berdiri di Ibu Kota sejak 1967), sebagai bentuk protes atas digantungnya Usman dan Harun, yang jasadnya kemudian dikirim kembali ke Tanah Air.- JUARACASINO.COM

TERBITNYA BUKU KBRI UNTUK 50 TAHUN RELASI RI DAN SINGAPURA

Sejak itu, hubungan bilateral RI dan Singapura yang baru terjalin pada 1967 instan menegang. Namun, memasuki tahun 1973, hubungan kedua negara perlahan mulai membaik, ditandai dengan berkunjungnya PM Singapura, Lee Kuan Yew ke makam Usman dan Harun di Indonesia. Kemudian disusul kunjungan Presiden RI Soeharto ke Singapura pada 1974, "memasuki 2017 atau menandai 50 tahun relasi bilateral, hubungan kedua negara sudah jauh lebih erat dibanding masa lalu," jelas Duta Besar RI untuk Indonesia Ngurah Swajaya saat peluncuran buku 50 Years RI-Sing Commemorative Book di Jakarta. 0 Years RI-Sing Commemorative Book merupakan kumpulan tulisan dari berbagai figur sosial, politik, dan eks pemerintah dari kedua negara, seperti Hassan Wirajuda, Desmond Kuek, Agus Widjojo, Tommy Koh, dll, yang membahas mengenai riwayat kerjasama, kesuksesan pencapaian, serta masa depan hubungan bilateral Indonesia dan Singapura. Buku itu dirilis oleh Kedutaan Besar RI untuk Singapura.- JUARACASINO.COM 

TERBITNYA BUKU KBRI UNTUK 50 TAHUN RELASI RI DAN SINGAPURA

Ada tiga makna dari peluncuran buku ini. Pertama, RI-Singapura perlu belajar dari masa lalu. Kedua, buku ini juga menjadi pembelajaran dari apa yang sudah kita capai. Dan terakhir, buku ini dapat menjadi momentum untuk menatap ke depan, sebagai negara bertetangga, dan negara yang sudah bersahabat selama 50 tahun terakhir," jelas sang dubes. Sementara itu, mantan Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda berpendapat, "Selama 50 tahun terakhir, kedua negara telah menyadari pentingnya hubungan bilateral mereka dalam berbagai dimensi kehidupan. Singkatnya, kedua negara yang tak dapat terpisahkan itu, mengingat kedekatan geografis dan kesamaan agenda di ASEAN, masih perlu banyak belajar dan memahami satu sama lain," tulisnya dalam 50 Years RI-Sing Commemorative Book. Negeri eks persemakmuran Inggris itu juga berencana untuk melakukan investasi ratusan juta dollar untuk mengembangkan proyek destinasi wisata di Pulau Toba, Sumatera Utara. Serta membantu PLN dalam pembangunan gardu pembangkit listrik 35.000 giga watt.- JUARACASINO.COM


MORE COMPLET : TENTANG JUARACASINO
                                  TENTANG PERMAINAN

0 komentar:

Posting Komentar