Senin, 21 Agustus 2017

CARA SRI MULYANI MENCEGAH RI DARI KRISIS UTANG

CARA SRI MULYANI MENCEGAH RI DARI KRISIS UTANG

CARA INI BERTUJUAN UNTUK MENYEHATKAN APBN DAN MENANGKAL INDONESIA DARI KRISIS UTANG


Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, memasang target defisit fiskal yang lebih rendah senilai Rp 325, 9 triliun atau 2,19 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 dibanding outlook 2017. Strategi pengelolaan fiskal ini bertujuan untuk menyehatkan APBN dan menangkal Indonesia dari krisis utang, "Desain APBN ini menggambarkan keinginan kita menciptakan APBN yang sehat, tapi fungsi stabilisasi, distribusi, dan alokasi masih bisa dijalankan secara penuh," tegas Sri Mulyani di kantornya.- JUARACASINO.COM

CARA SRI MULYANI MENCEGAH RI DARI KRISIS UTANG

Pada RAPBN 2018, pemerintah menetapkan postur pendapatan negara Rp 1.878, 4 triliun dan belanja negara Rp 2.204, 4 triliun. Defisit anggaran 2,19 persen dari PDB atau menyempit dari outlook di tahun ini yang diperkirakan sebesar Rp 362,9 triliun atau 2,67 persen terhadap PDB. Oleh karena itu, kata Sri Mulyani, defisit keseimbangan primer yang ditetapkan di RAPBN 2018 sebesar Rp 78,4 triliun atau berkurang separuhnya dari outlook di 2017 yang dipatok defisit Rp 144,3 triliun. Keseimbangan primer yang defisit berarti pemerintah menarik utang untuk membayar bunga utang.- JUARACASINO.COM

CARA SRI MULYANI MENCEGAH RI DARI KRISIS UTANG

Menurutnya, pemerintah terus mengelola utang secara hati-hati. Sebagai contoh, Sri Mulyani membandingkan pengelolaan utang di Indonesia dengan Malaysia dan Brasil. Pemerintah, kata dia, berupaya menjaga rasio utang terhadap PDB di level 27-29 persen. Adapun, Brasil dan Malaysia masing-masing 78 persen dan 56 persen. "Tren pembiayaan ini makin sehat dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia makin bisa dijaga kekuatannya," ucap Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.- JUARACASINO.COM

CARA SRI MULYANI MENCEGAH RI DARI KRISIS UTANG

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Robert Pakpahan menambahkan, pemerintah berencana menerbitkan Surat Utang Berharga (SBN) neto sebesar Rp 414,7 triliun dan pinjaman neto negatif Rp 15,5 triliun di RAPBN 2018.  "Jadi, sumber pembiayaan kita dominan instrumen SBN. Porsinya 70 persen surat utang konvensional dan surat utang berbasis syariah 30 persen. Penerbitan SBN sebagian besar mata uang rupiah porsinya 75-80 persen, dan valuta asing dolar AS, Euro, dan Yen Jepang sebesar 20-25 persen. Juga penerbitan ORI, dan sukuk ritel," tukas Robert.- JUARACASINO.COM

MORE COMPLET : TENTANG JUARACASINO
                                  TENTANG PERMAINAN


0 komentar:

Posting Komentar